Manusia berkodrat manusia,
Bukan manusiapun, bukan binatangpun
Bila kita sebagai tiang peninggal saja di jagad
Apalah arti beda manusia dan binatang
Adakah pernah kita menatap dua bola mata
Dalam genggaman cermin
Melekatkan diri!
Aku tidak tahu lagi siapa di alam sana!
Bukan aku
Aku bukan begitu
Karena aku begini
Aku benci itu
Itu tidak seharusnya diriku!
Tapi cermin mengkhianati hati
Tiada lagi kehatian di hati jiwa raga
Sukma melayang-layangan di relung kosong
Seperti sosok tak dikenal karibku itu
Pembelenggu jiwa
Tidakkah kuharap kedatanganmu!
Pergilah kau bersama syahwat di alur sedu
Mengalun di hamparan ladang tak bertani
Kehijauan tergantikan kekelabuan
Apalah kata hamba yang tak pernah menyangka
Terlahir ke barang gerak ini
Tidak ada maksud tersembunyi
Hanya bersenandung kepada pembelenggu jiwa
Yang tak jua kunjung datang menjamahi segala campur derai tanya
Biarlah air berhambur sebagai pelipur lara siksa
Dibanding api neraka yang akan kudatangi
Jangan dengari keluh kesah aku yang semakin memeluhkan!
Lebih baik tutup akal
Tamparan malaekat hujam...
Dak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar