Minggu, 16 Mei 2010

Perasaan gue

Gw ga tau ya apa yang gw rasa, namanya apa! Rasanya pengen garuk-garuk kedalaman laut sampai laut itu jadi besi! Gimana caranya? Haruskah gw meloncat dari gedung berlantai 15 yang tidak ingin termutasi lenggukan awan? Hahaha

Mari kita tertawa, karena permainan ini sangatlah lucu.

Gw mau ngarang cerita tapi ga tau kenapa sekarang kayaknya ga bisa ya! Pikiran gw ga bisa berpola ngatur! Jadi gw tulis seadanya aja yang di pikiran gw..

Astagfirullahaladzim, aku menemukan video rekaman ini di bawah meja Nesto. Entah sejak kapan dia meremukkan kamera orang lain. Aku tidak pernah dia akan berbuat senekad ini. Apakah dia tahu bahwa itu berharga sangat murah? Karena aku ingin makan apa adanya, jadi tidak ada lagi yang ingin dibicarakan. Apa lagi?

Semua yang mereka tahu hanyalah mengeluh dan mengeluh. Aku tidak tahu lagi bagaimana menyadarkan mereka. Apakah harus kutampeleng? Atau aku buang mereka ke onggokan sampah di teliteran traktor? Bagaimana harus menjadi pecahan kaca yang tak ternilai harganya kalau dia saja tidak pernah mau tahu apa yang orang lain rasakan. Sakit rasanya. Tapi tidak tahu apa ungkapannya.

Jika bau, mandilah. Jika jelek, dandanlah. Jika sakit, istirahatlah. Jika pusing, dengarlah musik. Jika lapar, makan saja aku? Bahkan sumpatan di area penggalian perpustakaan kota juga tidak ada yang tahu berapa banyak hosti kudus yang harus dimakan. Yesus Kristus. Atau Nabi Isa? Dasar anak tolol gila! Memang pantasnya dihajar! Apalah artinya rumah? Jika isinya jalanan. Kampanye tidak cukup untuk menyadarkan satu-satunya kesadaran yang tidak terlupakan di malam hari berbulan bintang itu. Bukan agama Islam memang.

Sekilas pernah aku berharap untuk jadi muslim. Tapi apalah gunanya? Pikiranku sudah ateis. Mungkin lebih enak jadi Islam saja dan tidak mengerti apa-apa, hanya menjalani hukum Tuhan dan berpikir akan mendapatkan surga. Peduli setanlah yang lain mau masuk neraka. Tapi tidak apa-apa, selama aku hidup! Aku tahu aku memang tidak ada sedikit bergunanya. Tapi aku tidak ingin orang lain jadi pasir. Aku ingin jadi batu. Batu apung yang terapung di laut. Tetapi tahukah, di dalam lautan yang dalam ada segumpal emas yang Sotmillok sembunyikan di sana?

Kita melihat-lihat lautan luas seperti melihat udara saja. Aku tidak tahu mengapa penting untuk mengajar orang lain untuk memahami sesuatu. Aku tidak tahu! Biarkan saja aku mengulang-ngulang perkataanku! Ini adalah takdir Tuhan. Saranghaeyo! I love you! Jujujujujujuju....

Kita hanyalah manusia. Aku sadar itu. Betapa kuatpun kita menampung segala emosi yang bergejolak itu, tetapi lama-lama pecah juga. Aku tidak ingin pecah nanti. Aku ingin sekarang saja. Apa yang akan terjadi? Udara bertiup dari selatan ke timur, tanpa melalui pandangan di kulit mataku. Kemarin, saat melihat ikan besar di atas meja (ikan yang sangat besar), saat itu aku lagi sedang ingin makan ikan. Tetapi saat melihat wajah ikan yang besar itu, entah kenapa hilang nafsuku untuk memakannya. Tubuhnya yang terbelah dua membuatku tidak sanggup menengguk dagingnya. Karena aku juga punya daging. Rasanya seolah-olah ikan itu punya perasaan dan dia dibunuh sementara keluarganya mencarinya ke mana-mana. Segera saja aku tidak jadi memakannya. Tetapi aku masih suka perkedel kentang.

Aku ingin sekali mati malam ini. Atau aku ingin membunuh seseorang. Aku tidak bisa terus hidup begini. Hidup yang membosankan. Aku harus mencari sensasi. Walau dengan bunuh diri. Mungkin setelah bunuh diri betulan ada neraka! Aku takut! Tapi aku tetap saja mau mati. Aku tidak peduli! Tuhan pasti sangat jahat sampai dia memasukkan aku ke neraka. Apakah dia tidak mengerti aku ini dilanda kebingungan, kebingungan yang sangat, tetapi kenapa saat ini dia masih juga belum memunculkan tulisan "PERCAYALAH TUHAN ITU ADA, INILAH TANDANYA" di dalam bak mandi ketika aku sedang mandi? Hah!! Aku jadi tidak percaya lagi padanya. Tidak bisa. Dia tidak memperdulikan manusia ini.

Jadi aku juga tidak peduli dia. Aku ingin sekali orang mengerti apa yang kupikirkan. Orang bodoh itu ingin sekali kubunuh! Sial! Kenapa orang gila harus ada di dunia ini! Kenapa orang yang emosian ada di dunia ini?! Tolol! Pokoknya malam ini aku harus mati! Tidak peduli apa kata dunia! Hahaha! Pokoknya ini sudah matang! Aku tidak mau lagi memikirkan bagaimana sakitnya motong nadi! Biar saja nanti baru kurasakan... Ini supaya aku tidak ragu-ragu lagi. Pemaksa! Itulah aku dulu saat kecil.

Bodohnya saya hidup dengan sangat enak di sini. Ingin melakukan apa-apa, ingin menjerumuskan diri sendiri dalam kemautan, juga tidak apa-apa. Mungkin. Tapi mudah-mudahan iya. Aku ini hanyalah sesosok manusia, hanya satu! Setidaknya menurut apa yang selama ini aku lihat. Tapi secara pemikiran, mungkin aku bukanlah manusia, aku hanyalah sepersatutriliun debu yang ga sengaja punya kesadaran dan bermimpi hidup di dunia! Mimpi punya otak, mimpi punya pelajaran biologi dan fisika kuantum, padahal ternyata hanyalah onggokan debu yang tidak punya apa-apa selain kesadaran yang membentuk pelajaran-pelajaran macam itu : fisikalah, bahasa, atau biologi. Padahal omong kosong. Atau mungkin ini memang hanyalah mimpi? Aku yang sebenarnya sedang tidur? Oke, sampai saat ini aku belum berhasil mimpi sadar. Hanya sekali, tanpa sengaja, dan aku belum tahu apa-apa kala itu. Pernah satu kali, hampir. Saat itu aku di dalam mimpi sedang memandang kepada cermin di pintu. Hampir saja aku sadar, aku sedang bermimpi. tapi aku terbangun! Sial sekali!

Apa lagi yang harus kutulis? Tidak tahu. Aku lapar! Mau makan lagi!Habis itu berak, makan, berak, makan, tidur, mati! Hehehe.

Hohoho.

Hahaha.

Hihihi.

Hiu hiu hiu! Paus paus paus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar