Minggu, 16 Mei 2010

Tuhan.

Di sini saya akan menuliskan beberapa pertanyaan soal Tuhan Yang Maha Esa. Pertanyaan yang seharusnya alami terpikirkan saat seseorang sedang merenungkan Tuhan. Mungkin juga ada yang bisa memberi jawabannya? Tetapi saya tetap tidak akan mempercayai Tuhan jika saya tidak mengerti akan sifatnya, jahat atau baik?


1. Kemahatahuan Tuhan

Ini pertanyaan dasar yang bersarang di otak saya. Jika Tuhan adalah Maha Tahu dan sudah tahu segalanya dari dulu, sampai selama-lamanya, lantas, untuk apa lagi Tuhan melakukan sesuatu? Apakah Tuhan sudah tahu nama semua orang yang akan lahir? Ya. Tuhan sudah tahu seluruh pikiran kita dari detik kita lahir sampai kita mati? Ya. Tuhan sudah tahu setiap piilihan yang akan kita ambil? Ya. Tuhan tahu kita akan masuk neraka atau surga? Ya juga! Jadi sebenarnya di mata Tuhan, tidak ada yang berubah. Jika Anda bertobat, Tuhan sudah mengetahuinya dari dulu. Jika Anda membunuh orang, Tuhan juga sudah tahu dari dulu. Jadi Tuhan tidak menguji kita, tetapi hanya menonton kita. Tetapi hasil akhirnya Dia sudah tahu sejak awal. Karena Dialah pengarang ceritanya.

2. Apakah hidup kita diatur Tuhan?

Saya berpikir, jika Tuhan Maha Tahu, ada dua kemungkinan:

Yang pertama, Dia yang mengatur segala tindakan kita. Jadi jika Anda sekarang sedang memikirkan hal-hal jahat, itu karena Tuhan yang membuatnya seperti itu. Atau jika Anda suka marah-marah, itu juga karena takdir dari Tuhan. Ini berarti kita tidak punya pilihan. Hidup ini adalah permainan Tuhan, dan kita mainannya. Berarti masuk neraka atau surga itu bukan karena perbuatan kita, tetapi karena takdir dari Tuhan. Tidak ada keselamatan. Yang ada adalah takdir yang tidak bisa diubah.

Yang kedua, Tuhan memang sudah tahu, tetapi bukan Tuhan yang mengaturnya, Dia hanya tahu saja. Mungkin inilah yang akan dijawab para pemercaya Tuhan. Sebenarnya saya bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana caranya bisa mengetahui segalanya (semua hal) tetapi bukan dia yang mengaturnya. Tetapi saya tidak bisa mengatakan itu tidak mungkin, karena tidak ada penjelasan masuk akal (atau masuk hati)nya. Jadi saya ganti pertanyaannya saja. Kalau bukan Tuhan yang mengatur hidup kita, berarti hidup adalah pilihan kita sendiri. Tetapi Tuhan sudah tahu semuanya. Jadi, terserah Anda mau melakukan apa, tidak masalah bagi Tuhan, karena dia sudah tahu. Jika Anda dulunya miskin, kemudian tiba-tiba jadi kaya, itu bukan karena Tuhan, tetapi karena usaha sendiri. Tapi heran juga, kadang ada yang bilang kalau ada orang yang jahat pada kita, itu adalah ujian dari Tuhan. Padahal Tuhan sudah tahu semuanya, untuk apa menguji? Lalu, orang yang dipakai untuk menguji itu, berarti adalah sudah Tuhan takdirkan untuk berbuat jahat? Dan itu berarti mengakui bahwa kesimpulan pertamalah yang benar. (Tuhan Maha Tahu dan yang menentukan semua pilihan manusia, termasuk waktu ular goda Hawa, dan dia juga sudah tahu Adam akan jatuh dalam dosa sebelum Dia menciptakan Adam, tetapi waktu itu terjadi, Tuhan berakting seolah-olah Dia kaget dengar Adam makan buah pengetahuan. Padahal pantas saja kalo Adam langgar perintah Tuhan, kan waktu itu dia belum tahu apa-apa, masih bego.)

3. Agama mana yang benar?

Jika saya lahir di Arab, saya akan beragama Islam. Dan otomatis saya menganggap di luar agama saya adalah kafir. Tetapi tiap agama (yang memercayai afterlife surga-neraka) juga mengatakan hal yang sama. Jadi yang mana yang benar? Dan sebenarnya apa yang menjadi agama Anda saat ini hanyalah suatu kebetulan. (Mungkin takdir dari Tuhan juga?) Jadi seandainya agama Anda yang salah, Anda yang masuk neraka, dan itu sudah takdir Anda. Bagaimana di jaman dulu orang-orang yang beriman pada Zeus? Waktu agama yang ada saat ini belum ada di jaman itu? Apakah mereka semua sial? Kenapa Tuhan dari awal tidak bilang saja kalau Tuhan yang menciptakan manusia, apakah ada yang perlu dikuatirkan? Seharusnya Tuhan bisa, karena Dia itu Maha. Itu juga kalau Dia sayang sama manusia. Tidak usah memakai cara yang susah, seperti dengarkan kata hati (atau apapun sebutannya). Karena ada juga orang yang dari kecil lingkungannya adalah lingkungan penjahat, dan dia juga jadi jahat karena lingkungannya, jadi dia tidak akan pernah dengar kata hati. (mungkin pernah, kalau kata hatinya itu bilang berbuat jahat.) Kenapa Tuhan harus memakai perantara? Memangnya ada kata "harus" untuk Tuhan? Kalau Tuhan masuk di dunia, kita tidak akan tahan? Jadi intinya, Tuhan "tidak bisa" masuk ke dunia tanpa membuat dunia hancur. Berarti ada yang mustahil bagi Tuhan.

Anda masih bisa menjawab: Tuhan bisa, tetapi Tuhan tidak berkehendak. Kenapa Tuhan tidak mau? Apakah Dia tidak sayang ciptaannya? Kalau Anda mengatakan Tuhan memang tidak peduli dengan ciptaan-Nya, baru bisa disetujui.

Tidak perlu masuk ke dunia ini, sebenarnya Tuhan bisa kasih kita tanda yang gampang saja, tetapi sudah cukup untuk membuktikan Tuhan ada. Bisa kan Tuhan mengukir tulisan yang membuktikan Dia ada, tulisan yang besar di langit. Seharusnya tidak susah bagi Tuhan.

Ada juga orang yang mengatakan tidak mungkin alam ini ada dengan sendirinya, karena alam ini sungguh rumit dan teratur sistemnya. (Padahal di alam ini sebenarnya banyak yang tidak teratur, tapi kita anggap saja begitu, haha.) Hukum alamnya sangat rapi, pasti ada yang menciptakan! Tetapi mereka masih saja mempercayai hal-hal mistis dan membuat hoax-hoax aneh. Dan kalau ada suatu hal yang menurutnya adalah ajaib, langsung mengatakan bahwa itu bukti kemahakuasaan Tuhan. Jadi? Argumen seperti itu menyatakan bahwa alam ini teratur ataupun tidak teratur adalah kehendak Tuhan.

4. Di Surga masih ada dosa?

Bukti utamanya, Iblis. Dalam versi K, iblis itu jadi sombong dan mau menyamai Tuhan. Jadi, dia jatuh dalam dosa dan dilempar ke Bumi. (Mungkin ular itu Lucifer!) Akhirnya disebut malaikat jatuh, padahal namanya berarti pembawa cahaya. (Lux dan Ferre.) Jadi di Surga itu masih ada kemungkinan berdosa? Lucifer yang tidak punya kehendak saja bisa dosa di Surga, apalagi kita yang aslinya dari manusia? Sementara dalam versi I, Iblis tidak mau menyembah Adam, jadi Iblis dapat murka dari Allah. Dan Iblis bertugas untuk mencobai menusia di Bumi sampai hari kiamat. Dan tempatnya Iblis itu di Neraka. Sama saja, dulunya juga Iblis ini di Surga kan, dan dia juga malaikat Allah yang tidak punya kehendak? Tetapi kenapa bisa tidak mematuhi perintah Allah? Lagipula, di sini perintah Allah tidak konsisten. Allah memerintahkan agar semua ciptaannya hanya menyembah kepada Allah, tetapi Dia sendiri menyuruh malaikat-malaikat-Nya untuk menyembah Adam. Aneh kan? Dan parahnya, Tuhan sudah tahu semua skenario itu dari dulu, tetapi berpura-pura saja kaget dengan ketidakpatuhan Iblis itu.

Jadi jawabannya di Surga masih ada dosa, dan kita masih mungkin dimasukkan ke Neraka. Tapi kita boleh mencoba memperkirakan lagi. Anggap saja tentang Iblis itu adalah pengecualian, atau anggap saja itu memang sudah takdirnya Iblis.

Di Surga nanti tidak akan ada dosa lagi. Lalu apakah kita punya kehendak?

Kalau jawabannya ya:
Berarti kita masih bisa berbuat jahat? Sementara dikatakan di surga tidak ada lagi kejahatan dan kekacauan. Kita aman di surga. Tetapi kenapa kita masih punya kehendak? Berarti tidak amanlah di surga. Atau mungkin begini! Di Surga itu tidak ada kehendak jahat lagi. Yang ada hanya kehendak baik. Kalau begitu kenapa dari awal Tuhan tidak menciptakan saja manusia seperti itu? Makhluk baik, tidak punya nafsu jahat, tidak punya pikiran jahat? Kenapa harus mengetes dulu manusia di dunia(yang katanya Tuhanpun sebenarnya sudah tahu hasil pengetesan manusianya)? Jadinya banyak manusia yang masuk neraka. (Yaitu orang yang di luar agama itu, meskipun orangnya baik, dan orang yang tidak menjalankan perintah Tuhan.) Katanya Tuhan tidak mau manusia jadi robot. Kalau begitu, kenapa Tuhan tidak membuat manusia langsung seperti waktu di Surga saja? Punya kehendak, tetapi hanya kehendak baik. Ada yang bilang; itu kan terserah Tuhan, memangnya kamu siapa mau atur-atur Tuhan?
Baik, jadi itu terserah Tuhan, dan berarti Tuhan tidak Maha Penyayang, karena Dia melakukan semaunya saja...

Kalau jawabannya tidak punya kehendak:
Berarti tujuan akhir kita hidup di dunia adalah menjadi robot yang menyembah Tuhan. Lalu untuk apa Tuhan membuat manusia punya kehendak? (Biasanya kalau saya bertanya begitu, saya akan dijawab Tuhan tidak ingin manusia seperti robot. Tetapi saya baru menemukan pertanyaan lain, lantas kenapa di Surga kita jadi seperti robot?) Harusnya Tuhan menciptakan manusia tidak punya kehendak dari awal, karena tujuan akhirnya kan buat jadi robot juga, siapa yang tidak jadi robot, masuk neraka. Itu juga bikin rugi Tuhan, soalnya Tuhan sudah tahu kalau manusia diciptakan dengan kehendak, jadinya seperti apa, Tuhan pasti sudah tahu berapa jumlah yang gagal di Bumi. Jadi ada 3 pihak yang rugi. Tuhan, karena ciptaan-Nya yang Dia sangat cintai ada yang masuk neraka. Kedua, manusia kafir yang ada di Neraka disiksa selamanya dan selamanya sampai selama-lamanya. Lalu yang terkahir, orang yang masuk surga, tetapi keluarga atau orang yang dia cintai masuk neraka. (kecuali kalau orang itu memang sudah tidak punya perasaan, perasaannya diambil oleh Tuhan.)
Tapi tetap saja itu tidak harus bagi Tuhan. Terserah Tuhan kalau mau seperti apa. Tetapi yah, itu berarti Tuhan bukan penyayang dan Dia Maha Kejam.

5. Kapan dan Di Mana Tuhan ada?

Kalau ditanya kapan, mungkin jawabannya Tuhan itu sudah ada dari dulu dan akan selalu ada. Tidak berawal dan tidak berakhir. Tetapi ternyata ada yang seperti Tuhan. Energi, kekal, tidak berawal dan tidak berakhir... Jadi, kalau energi itu bukan Tuhan, berarti energi itu temannya Tuhan yang sudah ada dari dulu sampai selama-lamanya. Tapi bisa saja Tuhan mampu melenyapkan energi, karena Tuhan itu tidak terikat hukum alam.

Di mana Tuhan sebelum Dia menciptakan semuanya? Di Surga? Jadi Surga siapa yang ciptakan? Tuhan juga. Sebelum Surga diciptakan, Tuhan di mana? Tidak tau. Ada yang memakai analagi begini:
Dingin itu adalah kertiadaan panas.
Gelap itu adalah ketiadaan cahaya.
Dan kejahatan itu adalah ketiadaan Tuhan di dalam hati manusia...
Jadi, Neraka adalah tempat di mana tidak ada Allah di dalamnya. Di Surga itu ada Tuhan. Jadi sebelum surga ada, Tuhan itu ada di tempat di mana tidak ada Tuhan! Yaitu di Neraka. (Kan Neraka itu artinya tempat yang bukan Surga. Waktu itu belum ada yang diciptakan. Surga juga tidak ada, berarti yang ada adalah tempat yang bukan Surga, yaitu Neraka, kan tidak pernah dikatakan Tuhan itu menciptakan Neraka?) Kalaupun Tuhan yang menciptakan Neraka, tetapi tidak menjawab pertanyaan di mana Tuhan sebelum Dia menciptakan segalanya?

Ada yang bilang Tuhan itu tidak terikat dengan konsep ruang dan waktu. Tapi kenapa ada yang bilang Tuhan itu ada di Surga dan duduk di singgasananya? Berarti Tuhan masih dalam konsep ruang. Kecuali itu hanyalah kata-kata metaforis. Dan jangan-jangan semua perintah Tuhan itu metaforis...

6. Kenapa Tuhan menciptakan manusia?

Karena cintaNya yang besar kepada umat manusia. Lho, bukannya waktu itu manusia belum diciptakan... Bagaimana mencintai sesuatu yang belum Dia ciptakan? Lagipula, memangnya manusia itu pernah meminta untuk diciptakan? Kenapa Tuhan bisa mengira manusia akan bahagia kalau diciptakan? Berarti tidak mungkinlah pernyataan ini.

Alternatif kedua:
Untuk berkarya. Memangnya karyaNya mau diperlihatkan pada siapa? Pada malaikat? Kalau benar begitu, berarti kita hanya mainannya Tuhan, dan Tuhan tidak mempedulikan kita, tidak menyayangi kita, dan hanya pura-pura sayang sama ciptaanNya. Dan masih ada pertanyaan lain yang muncul, yaitu kenapa Tuhan harus berkarya? Apakah dia bosan dan butuh melakukan hal tersebut untuk memuaskan mentalnya? Berarti Tuhan juga masih punya keperluan dengan manusia. Tuhan membutuhkan manusia untuk menyembah Dia. Berarti manusia hanya sekedar alat pemuas kebutuhan dan pelarian dari rasa bosan.

Saya tidak menerima kedua kesimpulan tadi, jadi jawaban lain yang saya punya adalah:
Tuhan itu menciptakan manusia karena kesepian.  Dan Dia tidak tahan, jadi Dia menciptakan manusia untuk dimainkan. Yah...walaupun sebenarnya Dia sudah tahu semua hasil akhirnya. Dan Tuhanpun sebenarnya sudah tahu kapan Dia akan berbicara atau bergerak, karena Dia Maha Tahu.



7.....

Kenapa titik-titik? Karena pada hari ke-tujuh Tuhan beristirahat. Jadi ya udah, saya istirahat juga! Haah... Mau mandi dulu! Hahahaha....


maaf kalo ada yang tidak setuju. Tapi ini hanya pertanyaan dan bukan tuduhan tanpa dasar. Jadi kalau saya salah, coba dikasih saya jawaban benarnya. Jadi saya tidak salah mikir lagi.

Wakakaka.

1 komentar: